Sebagai sebuah disiplin, definisi tentang komunikasi tersebar sangat banyak dan mengandung beragam perspektif. Ada beberapa definisi yang cukup baik disajikan oleh para ahli.
Definisi komunikasi yang paling utama disampaikan oleh Harold D. Lasswell. Menurut Lasswell, komunikasi adalah who says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa).[1]
Jika diterjemahkan, definisi Lasswell mengandung arti bahwa dalam komunikasi akan selalu ada komunikator (who), pesan (says what), media (in which channel), komunikan (to whom), dan dampak dari pesan (with what effect). Jadi menurut Lasswell, komunikasi merupakan sebuah aktivitas atau proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu.
Carl I. Hovland membuat dua definisi berbeda mengenai ilmu komunikasi dan komunikasi. Menurut Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Sementara komunikasi didefinisikan sebagai the process to modify the behavior of other individuals (proses untuk mengubah tingkah laku orang lain).[2]
Definisi ini mengandung arti bahwa komunikasi bukan saja proses penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan opini publik dan sikap publik, yang dalam kehidupan sosial dan politik mempunyai peranan yang sangat penting.
Komunikasi dalam definisi Dan Nimmo adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasar itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.[3]
Definisi Dan Nimmo mengandung pengertian; Pertama, proses komunikasi baru terjadi ketika manusia melakukan interaksi sosial; Kedua, dalam komunikasi itu terdapat bukan hanya penyampaian dan pertukaran pesan, namun juga adanya konstruksi makna. Makna, dalam pandangan Nimmo, bukan sesuatu yang “given”, melainkan sesuatu yang diciptakan, diberikan, ditentukan, dan terjadi atas suatu proses transaksi, bukan dalam proses interaksi atau sebagai sebuah reaksi; Ketiga, dalam komunikasi terdapat intepretasi dan persepsi terhadap dunia, lalu manusia saling bertukar intepretasi dan persepsinya itu.
Menurut Pien Supinah, komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara dua orang atau lebih yang membentuk pertukaran informasi satu dengan yang lainnya yang akhirnya timbul saling pengertian yang mendalam atau terciptanya suatu kebersamaan makna.[4]
Yang menarik dari definisi ini adalah istilah “terciptanya kebersamaan makna.” Bagi Pien, dalam komunikasi orang berusaha untuk menjadi saling mengerti akan makna yang sama dari pertukaran informasi yang dilakukan. Kebersamaan makna memiliki pengertian bahwa pesan yang disampaikan komunikator “bisa diterima” langsung oleh komunikan. Term “bisa diterima” mengandung pengertian; (1) sampai, atau (2) dimengerti. Kebersamaan makna yang terjalin menjadi tolak ukur bahwa komunikasi yang dilakukan efektif.
Sebagai kesimpulan dari definisi-definisi di atas, dalam blog ini komunikasi diterjemahkan sebagai sebuah proses penyampaian informasi atau transmisi pesan dan penciptaan makna melalui media yang mempunyai pengaruh dan efek, serta dapat membangun opini publik dan mampu membentuk sikap indivual atau kelompok.
Definisi di atas sekaligus merupakan kesimpulan dari dua arus utama pemikiran dalam komunikasi. Seperti yang dinyatakan John Fiske, komunikasi terdiri dari dua arus pemikiran utama; Pertama, komunikasi diterjemahkan sebagai proses transmisi pesan (transmission of messages). Hal ini terkait pada bagaimana komunikator dan komunikan melakukan “encode” dan “decode”, serta bagaimana komunikator menggunakan saluran dan media komunikasi. Hal ini menjadikan komunikasi sebagai sebuah proses dimana seseorang mempengaruhi tingkah laku atau pikiran orang lain.[5]
Kedua, komunikasi dianggap sebagai penciptaan dan pertukaran makna-makna (production and exchange of meanings). Hal ini terkait bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan manusia dalam rangka membuat makna; ini sangat berkaitan dengan peran teks di dalam budaya manusia. Bagi aliran pemikiran ini, komunikasi dianggap sebagai studi mengenai teks dan budaya.[6]
Adanya transmisi pesan dan penciptaan makna oleh komunikator dengan komunikan melalui saluran tertentu, tidak disangsikan lagi merupakan prinsip dasar komunikasi. Yang juga tidak dapat dilupakan adalah adanya gangguan (noise) yang mungkin terjadi pada penggunaan saluran komunikasi, dan munculnya feedback sebagai respons komunikasi atas pesan yang ditransmisikan komunikator.
Onong Uchjana Effendy membuat ikhtisar mengenai lingkup komunikasi yang dapat ditinjau dari beberapa aspek.[7] Pertama, ditinjau dari komponennya. Komponen komunikasi terdiri atas komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Kedua, ditinjau dari prosesnya. Proses komunikasi terdiri atas proses secara primer dan secara sekunder.
Ketiga, ditinjau dari bentuknya. Bentuk komunikasi mencakup (1) komunikasi persona, yang terdiri dari komunikasi intrapersonal dan antar persona; (2) komunikasi kelompok, yang terdiri dari komunikasi kelompok kecil (ceramah, diskusi panel, simposium, forum, seminar, brainstorming, dan lai-lain) dan komunikasi kelompok besar; (3) komunikasi massa, seperti pers, radio, televisi, film, dan lain-lain; (4) komunikasi medio, seperti komunikasi melalui surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk, dan lain-lain.
Keempat, ditinjau dari sifatnya. Sifat komunikasi antara lain (1) tatap muka; (2) bermedia; (3) verbal, mencakup lisan dan tulisan; (4) non-verbal, mencakup bahasa isyarat dan bergambar.
Kelima, ditinjau dari metodenya. Metode komunikasi antara lain jurnalistik, public relation, periklanan, pameran, publisitas, propaganda, psywar, dan penerangan.
Keenam, ditinjau dari tekniknya. Teknik komunikasi mencakup komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi koersif, dan hubungan manusiawi.
Ketujuh, ditinjau dari tujuannya. tujuan komunikasi adalah perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change).
Kedelapan, ditinjau dari fungsinya. Fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence).
Kesembilan, ditinjau dari modelnya. Model komunikasi antara lain komunikasi satu tahap (one step flow communication), komunikasi dua tahap (two step flow communication) dan komunikasi multitahap (multistep flow communication).
Kesepuluh, ditinjau dari bidangnya. Bidang dalam komunikasi mencakup komunikasi sosial, komunikasi manajemen, komunikasi perusahaan, komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi antar-budaya, komunikasi pembangunan, komunikasi lingkungan, dan komunikasi tradisional.
Melihat deskripsi komunikasi di atas, maka dapat diketahui ada beberapa hal penting yang terkandung dalam proses komunikasi, yakni komunikator, pesan, media dan efek. Unsur-unsur komunikasi tersebut akan dibahas pada judul lain di blog ini. Semoga bermanfaat.
[1] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktik (Bandung: Rosdakarya, 1999), p. 10.
[2] Ibid.
[3] Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media (Bandung: Rosdakarya, 2005), p. 6.
[4] Pien Supinah, “Wawasan komunikasi,” Diktat Mata Kuliah Ilmu Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tanggal 16 Mei 2009.
[5] John Fiske, Introduction to Communication Studies, Second Edition (New York: Routledge, 1990), p. 2.
[6] Ibid.
[7] Onong Uchjana Effendy, Op. Cit, p. 6-9.